On Thurs’ at 26th Feb’09 THE HISTORY OF PRESENCED ABSENT IN MASJID
Hari ini ada kejadian penting banget dalam hidupku. Bagaimana tidak, aku termasuk satu dari lima belas pelopor sejarah diadakannya pengabsenan ke mushalla tiap shalat fardhu kecuali hari libur asrama. Pokoknya kapok dech ga’ ke mushalla. Malu-maluin diri plus teman plus ortu. Mau tahu ceritanya? Let’s check it up…
Karena hari kamis adalah hari libur asrama kami (aneh ga’ tuch?!). Jadi aku sama maftukah (teman sekamarku yang kuceritain dulu) langsung minggat ke kamar mandi setelah lonceng bangun tidur. Habis mandi aku pergi ke kelas (maftukah belum kelar ya dari mandinya). Bukan untuk belajar, tapi untuk shalat subuh (ckckckck!!). Pasalnya di kelas udah ada yang mejeng duluan. Jadi aku minjem mukena temanku itu untuk shalat. Dan inilah detik paling menegangkan dalam sejarah sang pelopor pengabsenan ke mushalla. Tahu apa yang terjadi?! Nia temanku panik dan spontan menutup pintu kelas yang tadinya tidak tertutup karena melihat dua guru senior menuju ke arah kelas kami. Deg, deg, deg, deg, jantungku berdegup begitu ketika ada orang yang menggedor pintu kelas. “Hi, who are in class?”. Aku yang belum selesai shalat langsung gemetaran takut, untungnya waktu itu aku udah pada tahiyat akhir. “Wait a moment ma’am!”, nia menjawab dengan suara yang juga bergetar. Yang lainnya juga ga’ kalah kagetnya, hingga langsung terbangun dari tidur (pasalnya ada yang kembali nambah waktu tidur ba’da shalat). “Oooooh, what are you doing here?”. Aku sech hanya diam sambil merapikan mukena yang baru kupakai (biz emang salah). Setiap orang yang ada di kelas itu ditanya dan menjawab dengan alasan yang beragam. Dan kini tiba giliranku… “Ell, have you gone to masjid?”, ma’am lenny menanyaiku. Dengan kepala menunduk kujawab saja pertanyaan beliau dengan jujur, “Not, ma’am”. “Now, you all have to go to masjid!”, kata ma’am hanif.
Di pelataran mushalla kulihat sudah ada ma’am hamna yang stand by. “Duuuuuuuh, malunya”, batinku. Setelah semua kelas XII SMK dan MA terkumpul, kami langsung dimarahi habis-habisan sambil diceramahi tentunya. “Duassar… udah gede’-gede’ masih aja nakal, bla, bla, bla….. udah diperingatin berapa kali, bla, bla, bla… ke mushalla di sini itu wajib, bla, bla, bla…”, panjang dech pokoknya. “Mengapa sech k’lo aku ke mushalla ga’ ada razia kaya’ gini?”, batinku berontak. “Pasti kalian berfikir mengapa baru hari ini baru pemeriksaan kaya’ gini? Yah, jawabannya karena inilah hari yang akan menjadi sejarah diadakannya pengabsenan ke mushalla di asrama ini!”, ma’am hamna berkata dalam ceramahnya pagi itu, seolah-olah bisa menebak isi kepalaku. “Untuk setiap kesalahan pasti ada sanksinya, jadi sanksi untuk kalian adalah... 1. Menjadi imam shalat subuh, maghrib dan isya di mushalla satu hari untuk satu orang, 2. K’lo menjadi ma’mum harus berada di shaf pertama setelah imam. Asal kalian tahu, ini adalah hukuman yang termasuk ringan untuk kesalahan yang kalian perbuat!! ”, ma’am memutuskan hukuman untuk kami. Jadi sejak hari itu, pengabsenan kehadiran di mushalla setelah shalat fardhu pun berjalan.
Yup, itulah sejarah dari pengabsenan ke mushalla. Yang dipelopori oleh:
Purwa, Irus, Alima, Ciqmah, Rahmi, Hilma, Fuzah, Ell, Lisda, Nia, Ami, Tukah, Wati, Windi dan Rifqy.
Dan pesan mba’ untuk kelas XII taon depan, kalian jangan sampai kaya’ senior kalian yang sudah-sudah yaaaaa?!! Must be the best
Karena hari kamis adalah hari libur asrama kami (aneh ga’ tuch?!). Jadi aku sama maftukah (teman sekamarku yang kuceritain dulu) langsung minggat ke kamar mandi setelah lonceng bangun tidur. Habis mandi aku pergi ke kelas (maftukah belum kelar ya dari mandinya). Bukan untuk belajar, tapi untuk shalat subuh (ckckckck!!). Pasalnya di kelas udah ada yang mejeng duluan. Jadi aku minjem mukena temanku itu untuk shalat. Dan inilah detik paling menegangkan dalam sejarah sang pelopor pengabsenan ke mushalla. Tahu apa yang terjadi?! Nia temanku panik dan spontan menutup pintu kelas yang tadinya tidak tertutup karena melihat dua guru senior menuju ke arah kelas kami. Deg, deg, deg, deg, jantungku berdegup begitu ketika ada orang yang menggedor pintu kelas. “Hi, who are in class?”. Aku yang belum selesai shalat langsung gemetaran takut, untungnya waktu itu aku udah pada tahiyat akhir. “Wait a moment ma’am!”, nia menjawab dengan suara yang juga bergetar. Yang lainnya juga ga’ kalah kagetnya, hingga langsung terbangun dari tidur (pasalnya ada yang kembali nambah waktu tidur ba’da shalat). “Oooooh, what are you doing here?”. Aku sech hanya diam sambil merapikan mukena yang baru kupakai (biz emang salah). Setiap orang yang ada di kelas itu ditanya dan menjawab dengan alasan yang beragam. Dan kini tiba giliranku… “Ell, have you gone to masjid?”, ma’am lenny menanyaiku. Dengan kepala menunduk kujawab saja pertanyaan beliau dengan jujur, “Not, ma’am”. “Now, you all have to go to masjid!”, kata ma’am hanif.
Di pelataran mushalla kulihat sudah ada ma’am hamna yang stand by. “Duuuuuuuh, malunya”, batinku. Setelah semua kelas XII SMK dan MA terkumpul, kami langsung dimarahi habis-habisan sambil diceramahi tentunya. “Duassar… udah gede’-gede’ masih aja nakal, bla, bla, bla….. udah diperingatin berapa kali, bla, bla, bla… ke mushalla di sini itu wajib, bla, bla, bla…”, panjang dech pokoknya. “Mengapa sech k’lo aku ke mushalla ga’ ada razia kaya’ gini?”, batinku berontak. “Pasti kalian berfikir mengapa baru hari ini baru pemeriksaan kaya’ gini? Yah, jawabannya karena inilah hari yang akan menjadi sejarah diadakannya pengabsenan ke mushalla di asrama ini!”, ma’am hamna berkata dalam ceramahnya pagi itu, seolah-olah bisa menebak isi kepalaku. “Untuk setiap kesalahan pasti ada sanksinya, jadi sanksi untuk kalian adalah... 1. Menjadi imam shalat subuh, maghrib dan isya di mushalla satu hari untuk satu orang, 2. K’lo menjadi ma’mum harus berada di shaf pertama setelah imam. Asal kalian tahu, ini adalah hukuman yang termasuk ringan untuk kesalahan yang kalian perbuat!! ”, ma’am memutuskan hukuman untuk kami. Jadi sejak hari itu, pengabsenan kehadiran di mushalla setelah shalat fardhu pun berjalan.
Yup, itulah sejarah dari pengabsenan ke mushalla. Yang dipelopori oleh:
Purwa, Irus, Alima, Ciqmah, Rahmi, Hilma, Fuzah, Ell, Lisda, Nia, Ami, Tukah, Wati, Windi dan Rifqy.
Dan pesan mba’ untuk kelas XII taon depan, kalian jangan sampai kaya’ senior kalian yang sudah-sudah yaaaaa?!! Must be the best
Komentar
Posting Komentar