Waktu itu...


Jam 03:12 dini hari handphoneku berdering. Membuat aku harus terjaga. Terdengar suara bersahaja yang ada di seberang sana. Aku kenal sepertinya. Iya, aku memang kenal. Tapi tak pernah kudengar suara itu begitu tulus & halus seperti ini. Tapi kucoba saja menikmati ocehan" manis suara itu. Kubiarkan dia mengatakan apa yang dia rasakan. Aku diam. Namun yang ada aku malah merasa bersalah.
Yaa Rabbi..
Lagi-lagi kumembuat salah satu adamMU jatuh cinta padaku?
Aaaargh! Seharusnya dia membenciku karena tingkah" konyolku yang sering merepotkannya. Tapi ternyata malah sebaliknya. Dia bilang,"Kau begitu baik, indah & menarik. Nanti menikahlah dg seorang pria yang baik yang setulusnya mencintaimu & keluargamu. Setidaknya harus lebih baik dari aku".
Benar-benar kata" bijak yang takkan pernah membuatku lupa akannya. Namun aku tak punyai rasa yang sama seperti rasanya. Bagaimana mungkin aku mencintai sahabatku yang telah kuanggap sebagai saudaraku sendiri?! Aku tak bisa.. Sungguh, aku tak bisa menjadi bagian dari mimpi"nya yang kadang malah membuat hatiku merasa janggal dg asumsi" cita cintanya.
Maafkan aku, sahabatku. Aku telah membuatmu begini. Tapi aku benar-benar tak pernah bermaksud begini. Aku memang tengah merindukan seseorang. Tapi sekali lagi,"Maaf". Dia bukan kamu.. Lagipula telah kau miliki cinta yang kuyakin bisa membuatmu bahagia. Walau itu bukan aku..

Komentar

Postingan Populer

GALERI

GALERI