;Surat Tak Beralamat
Di sore tak bermentari
Kutemukan ini
Surat tak beralamat
Dalam tahap kebingungan
Kubuka saja lipatan segi empatnya
"Aku menunggumu"
Isi baris pertama yang kubaca
"Telah lama kunanti kau, saat ini, detik ini, di mana segala ruang mengelilingimu"
Tiba-tiba kepalaku pusing
Baris kedua ini seolah memegang jemariku
"Kau tak bisa lama di sini. Ikuti langkahku"
Badanku mulai menggigil
Keringat dingin mengucur membalut tubuhku
"Tengoklah pada bunga di sisi kananmu. Biarkan wanginya menelusup parumu"
Kulakukan saja semua
Hingga semuanya gelap
Samar-samar kudengar kalimat syahadat
Kuikuti dalam hati saja
Sedikit cahaya membuka mataku
Kupandangi rupa orang yang ada di depanku
Paras ini tak lagi asing bagiku
Dia mengulurkan tangannya ke arahku
"Nak, sudah saatnya engkau pergi mengikuti jejak ayah"
Lalu tak kudengar lagi apa-apa
Hanya titik-titik yang tersisa
Kutemukan ini
Surat tak beralamat
Dalam tahap kebingungan
Kubuka saja lipatan segi empatnya
"Aku menunggumu"
Isi baris pertama yang kubaca
"Telah lama kunanti kau, saat ini, detik ini, di mana segala ruang mengelilingimu"
Tiba-tiba kepalaku pusing
Baris kedua ini seolah memegang jemariku
"Kau tak bisa lama di sini. Ikuti langkahku"
Badanku mulai menggigil
Keringat dingin mengucur membalut tubuhku
"Tengoklah pada bunga di sisi kananmu. Biarkan wanginya menelusup parumu"
Kulakukan saja semua
Hingga semuanya gelap
Samar-samar kudengar kalimat syahadat
Kuikuti dalam hati saja
Sedikit cahaya membuka mataku
Kupandangi rupa orang yang ada di depanku
Paras ini tak lagi asing bagiku
Dia mengulurkan tangannya ke arahku
"Nak, sudah saatnya engkau pergi mengikuti jejak ayah"
Lalu tak kudengar lagi apa-apa
Hanya titik-titik yang tersisa
Komentar
Posting Komentar